Pimpinan OPM Lambert Pekikir: Menunggu Jawaban PBB
Rabu, 11 Januari 2012
JAYAPURA – Di awal tahun 2012 ini, Pemimpin TPN/OPM wilayah perbatasan RI-PNG, Lambert Pekikir, ingin mengungkapkan kepada publik bahwa perjuangan mereka berlum habis. Bahkan dalam tahun 2012 ini mereka sudah punya setumpuk agenda yang harus dilakukan. Salah satu agenda penting di tahun 2012 ini adalah usaha untuk mendorong konflik Papua sebagai salah satu agenda dalam pembahasan di lembaga dunia tersebut, dirinya juga menyampaikan beberapa hal terkait desakan terhadap SBY dan tudingan eks TPN/OPM kepada Markas OPM Paniai.
“Perjuangan terus kita lakukan, waktu terus berjalan tetapi perjuangan juga ikut berjalan seiring waktu, untuk tahun ini, pejuang-pejuang Papua Merdeka di luar negeri sedang mendorong agar pertikaian Papua bisa menjadi salah satu agenda pembahasan di PBB, ini membuktikan bahwa, perjuangan kami terus berjalan, apapun halangan dan rintangannya, perjuangan tetap dijalankan demi Papua merdeka,” ujar Lambert Pekikir kepada Bintang Papua, Selasa (10/1) kemarin.
Lambert tidak lupa menyampaikan bahwa, agenda lainnya agar tetap mendesak Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera tuntaskan pelanggaran HAM dan pertikaian di Papua. “Kami juga akan tetap mendesak SBY untuk hentikan pelanggaran HAM di Papua, dan tuntaskan pertikaian di Papua dengan jalan lepaskan Papua dari NKRI, karena itu adalah jalan terbaik, dan kita ingin agar kemerdekaan penuh bangsa Papua segera terealisasi,” tegas Pekikir.
Lambert juga memberikan seruan kepada seluruh pejuang Papua merdeka agar terus berjuang dan berjuang,” Jangan terprovokasi dengan apa yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kita semuanya harus tetap berjuang, apapun bentuknya, kalau itu untuk menuju Papua merdeka, terus saja lakukan,” ujarnya.
Adanya tuduhan beberapa pihak bahwa Markas TPN/OPM di Paniai dipelihara oleh pihak-pihak tertentu, disanggah dan disayangkan juga oleh Pimpinan TPN/OPM wilayah perbatasan itu, Kepada Bintang Papua, Lambert menyampaikan bahwa, tudingan – tudingan seperti itu, harusnya disertai data dan fakta sebagai bukti.
“Jangan hanya bicara saja, harus dibuktikan kebenarannya, sayang sekali, mereka berbicara untuk sesuatu yang besar tetapi tidak dilandasi bukti-bukti, bahkan tokoh sekelas Nikolas Youwe juga mengeluarkan pernyataan seperti itu,” ungkap Lambert Pekikir .
“Justru yang harus dicurigai adalah mantan TPN/OPM, mereka itu adalah orang-orang yang telah menyerah dan dijamin keamanannya oleh negara, tetapi masih melakukan pergerakan layaknya OPM, seperti apa yang dilakukan oleh David Yeblep dan kawan-kawan di Workwana, saya punya bukti dokumen bahwa mereka punya perjanjian yang dinamakan perjanjian gaya baru Mur, dan organisasinya adalah Nasional OPM, mereka itu yang harus dituding, jangan tuding orang yang sudah berjuang puluhan tahun dengan korban jiwa dan pertumpahan darah,” kesal Lambert Pekikir.
JAYAPURA – Di awal tahun 2012 ini, Pemimpin TPN/OPM wilayah perbatasan RI-PNG, Lambert Pekikir, ingin mengungkapkan kepada publik bahwa perjuangan mereka berlum habis. Bahkan dalam tahun 2012 ini mereka sudah punya setumpuk agenda yang harus dilakukan. Salah satu agenda penting di tahun 2012 ini adalah usaha untuk mendorong konflik Papua sebagai salah satu agenda dalam pembahasan di lembaga dunia tersebut, dirinya juga menyampaikan beberapa hal terkait desakan terhadap SBY dan tudingan eks TPN/OPM kepada Markas OPM Paniai.
“Perjuangan terus kita lakukan, waktu terus berjalan tetapi perjuangan juga ikut berjalan seiring waktu, untuk tahun ini, pejuang-pejuang Papua Merdeka di luar negeri sedang mendorong agar pertikaian Papua bisa menjadi salah satu agenda pembahasan di PBB, ini membuktikan bahwa, perjuangan kami terus berjalan, apapun halangan dan rintangannya, perjuangan tetap dijalankan demi Papua merdeka,” ujar Lambert Pekikir kepada Bintang Papua, Selasa (10/1) kemarin.
Lambert tidak lupa menyampaikan bahwa, agenda lainnya agar tetap mendesak Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera tuntaskan pelanggaran HAM dan pertikaian di Papua. “Kami juga akan tetap mendesak SBY untuk hentikan pelanggaran HAM di Papua, dan tuntaskan pertikaian di Papua dengan jalan lepaskan Papua dari NKRI, karena itu adalah jalan terbaik, dan kita ingin agar kemerdekaan penuh bangsa Papua segera terealisasi,” tegas Pekikir.
Lambert juga memberikan seruan kepada seluruh pejuang Papua merdeka agar terus berjuang dan berjuang,” Jangan terprovokasi dengan apa yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, kita semuanya harus tetap berjuang, apapun bentuknya, kalau itu untuk menuju Papua merdeka, terus saja lakukan,” ujarnya.
Adanya tuduhan beberapa pihak bahwa Markas TPN/OPM di Paniai dipelihara oleh pihak-pihak tertentu, disanggah dan disayangkan juga oleh Pimpinan TPN/OPM wilayah perbatasan itu, Kepada Bintang Papua, Lambert menyampaikan bahwa, tudingan – tudingan seperti itu, harusnya disertai data dan fakta sebagai bukti.
“Jangan hanya bicara saja, harus dibuktikan kebenarannya, sayang sekali, mereka berbicara untuk sesuatu yang besar tetapi tidak dilandasi bukti-bukti, bahkan tokoh sekelas Nikolas Youwe juga mengeluarkan pernyataan seperti itu,” ungkap Lambert Pekikir .
“Justru yang harus dicurigai adalah mantan TPN/OPM, mereka itu adalah orang-orang yang telah menyerah dan dijamin keamanannya oleh negara, tetapi masih melakukan pergerakan layaknya OPM, seperti apa yang dilakukan oleh David Yeblep dan kawan-kawan di Workwana, saya punya bukti dokumen bahwa mereka punya perjanjian yang dinamakan perjanjian gaya baru Mur, dan organisasinya adalah Nasional OPM, mereka itu yang harus dituding, jangan tuding orang yang sudah berjuang puluhan tahun dengan korban jiwa dan pertumpahan darah,” kesal Lambert Pekikir.
Menurut Pekikir, tudingan tersebut hanya bertujuan untuk mendiskreditkan TPN/OPM, ”Mereka seperti kesulitan meredam TPN/OPM dan akhirnya mendiskreditakn TPN/OPM, mereka hidup enak di kota, naik pesawat pulang pergi dan seenaknya saj tuduh orang yang berjuang puluhan tahun hidup di hutan, tinggalkan keluarga demi perjuangan Papua merdeka, sungguh tidak etis,” tutur Lambert Pekikir. (bom/bom/l03)
0 komentar:
Posting Komentar